Kulit yang bercahaya dan berseri-seri merupakan
tanda umum kulit yang sehat dan cantik. Dengan dasar warna kuning keemasan,
warna kulit Asia bisa terang hingga gelap, tergantung pada kebangsaan dan
daerah asal seseorang. Kulit Asia sebenarnya mempunyai keuntungan dengan kulit
yang relatif lebih tebal dengan lebih banyak kelenjar sebaseus (kelenjar yang
memproduksi minyak kulit) sehingga kurang rentan terhadap tanda-tanda penuaan
dini dibanding kulit Kaukasia yang berwarna lebih terang atau kulit putih.
Selain itu kulit Asia juga lebih tidak mudah mengalami sunburn sehingga
kurang rentan mengalami kerusakan kulit akibat sinar matahari dan kanker kulit.
Namun kulit Asia juga memerlukan perawatan untuk menjaga kulit tetap sehat
dalam waktu yang lama.
Kulit Asia
mengandung pigmen melanin yang lebih banyak, rata-rata wanita dengan kulit
coklat mempunyai SPF alami sekitar 13, namun tetap memerlukan pemakaian tabir
surya secara rutin yang membantu mencegah sunburn, penuaan kulit dini
dan kanker kulit. Meskipun angka kanker kulit pada orang Asia lebih rendah
dibanding orang Kaukasia yang berkulit putih, tetapi statistik menunjukkan
bahwa orang Aisa masih berisiko tinggi mengalami kanker kulit. Oleh karena itu,
tetap memerlukan proteksi terhadap sinar matahari yang sesuai. Dianjurkan untuk
mengaplikasikan tabir surya dengan SPF minimal 15 setiap hari yang dapat
melindungi kulit terhadap UVB dan UVA, baik saat hujan maupun saat cuaca cerah,
dan hindari sinar matahari pada jam-jam tertentu di mana intensitas sinar
matahari pada puncaknya. Hal tersebut dapat melindungi kulit dari risiko kanker
kulit, dan juga membantu mencegah timbulnya dan seiring berjalannya waktu
mengurangi bercak-bercak kehitaman pada kulit.
Meskipun kulit
Asia mempunyai proteksi alami terhadap radiasi sinar UV karena jumlah pigmen
melanin yang lebih banyak, namun kadar melanin yang lebih tinggi pada kulit
Asia dapat menyebabkan warna kulit lebih mudah berubah menjadi gelap jika
bereaksi dengan sinar matahari. Sel-sel yang membuat pigmen melanin juga
cenderung lebih reaktif terhadap infl amasi atau injuri, sehingga masalah
pigmentasi lebih sering dialami kulit berwarna.
Jika wanita
Asia mempunyai warna kulit terang, tidak berarti tidak gelap “di dalam”.
Meskipun warna kulit tampak terang, tetapi masih mengandung lebih banyak
melanin dibanding kulit Kaukasia yang berwarna terang, sehingga lebih mudah
menjadi gelap dibanding orang kulit putih, termasuk jika teriritasi oleh
kosmetik yang “keras” atau prosedur dermatologi yang agresif.
Kulit Asia
lebih rentan terhadap iritasi, akne, perubahan hormon, dan perubahan warna
kulit. Untuk menghindari iritasi, penting untuk menggunakan pembersih yang
berbasis air dan lembur serta pelembab yang bebas minyak. Tidak dianjurkan
menggunakan pembersih yang terlalu “keras” atau mengandung alkohol untuk
membersihkan kulit dari kelebihan minyak, karena hal ini akan menyebabkan kulit
justru semakin cepat memproduksi lebih banyak minyak, dan dapat mengiritasi
kulit serta menyebabkan masalah lain seperti munculnya akne. Kulit Asia umumnya
juga lebih berminyak, karena kulit Asia cenderung mempunyai lebih banyak
kelenjar sebaseus dibanding kulit Kaukasia. Kulit berminyak meskipun tampak
mengkilap, juga dapat mengalami dehidrasi atau kekurangan air sehingga perlu
menggunakan pelembab. Jika memilih pelembab,pilihpelembabyangbebasminyak, dan
cari bahan yang dapat menambah hidrasi air pada kulit, seperti hyaluronic
acid atau glycerin tanpa memberikan kelebihan minyak pada kulit.
Meskipun proses penyembuhan luka pada kulit
Asia lebih cepat, namun pembentukan skar hipertropik atau keloid lebih sering
pada orang Asia dibanding Kaukasia. Penggunan pelembab yang sesuai dianjurkan
untuk meminimalkan skar.
Selain itu,
ahli bedah plastik Asia juga menyarankan orang Asia untuk menghindari prosedur
peremajaan kulit tradisional yang menggunakan laser ablatif seperti laser
karbon dioksida dan juga peeling kimia yang dalam, karena dapat
menyebabkan perubahan warna kulit yang berat dan gangguan melanosit atau sel
pembentuk pigmen melanin, yang dapat menyebabkan efek samping kemerahan kulit,
hiper atau hipopigmentasi, dan skar yang menetap. Dianjurkan menggunakan laser
yang lebih ringan seperti pulsed light laser dan laser Erbium karena penetrasinya
ke permukaan kulit lebih dangkal. Jika menggunakan terapi peeling dengan
trichloroacetic acid, dianjurkan dengan kadar < 20% untuk
meminimalkan iritasi. (@cdk).