Friday, October 25, 2013

SERBA SERBI JENIS KULIT KAUKASIA



Kulit yang bercahaya dan berseri-seri merupakan tanda umum kulit yang sehat dan cantik. Dengan dasar warna kuning keemasan, warna kulit Asia bisa terang hingga gelap, tergantung pada kebangsaan dan daerah asal seseorang. Kulit Asia sebenarnya mempunyai keuntungan dengan kulit yang relatif lebih tebal dengan lebih banyak kelenjar sebaseus (kelenjar yang memproduksi minyak kulit) sehingga kurang rentan terhadap tanda-tanda penuaan dini dibanding kulit Kaukasia yang berwarna lebih terang atau kulit putih. Selain itu kulit Asia juga lebih tidak mudah mengalami sunburn sehingga kurang rentan mengalami kerusakan kulit akibat sinar matahari dan kanker kulit. Namun kulit Asia juga memerlukan perawatan untuk menjaga kulit tetap sehat dalam waktu yang lama.

Kulit Asia mengandung pigmen melanin yang lebih banyak, rata-rata wanita dengan kulit coklat mempunyai SPF alami sekitar 13, namun tetap memerlukan pemakaian tabir surya secara rutin yang membantu mencegah sunburn, penuaan kulit dini dan kanker kulit. Meskipun angka kanker kulit pada orang Asia lebih rendah dibanding orang Kaukasia yang berkulit putih, tetapi statistik menunjukkan bahwa orang Aisa masih berisiko tinggi mengalami kanker kulit. Oleh karena itu, tetap memerlukan proteksi terhadap sinar matahari yang sesuai. Dianjurkan untuk mengaplikasikan tabir surya dengan SPF minimal 15 setiap hari yang dapat melindungi kulit terhadap UVB dan UVA, baik saat hujan maupun saat cuaca cerah, dan hindari sinar matahari pada jam-jam tertentu di mana intensitas sinar matahari pada puncaknya. Hal tersebut dapat melindungi kulit dari risiko kanker kulit, dan juga membantu mencegah timbulnya dan seiring berjalannya waktu mengurangi bercak-bercak kehitaman pada kulit.

Meskipun kulit Asia mempunyai proteksi alami terhadap radiasi sinar UV karena jumlah pigmen melanin yang lebih banyak, namun kadar melanin yang lebih tinggi pada kulit Asia dapat menyebabkan warna kulit lebih mudah berubah menjadi gelap jika bereaksi dengan sinar matahari. Sel-sel yang membuat pigmen melanin juga cenderung lebih reaktif terhadap infl amasi atau injuri, sehingga masalah pigmentasi lebih sering dialami kulit berwarna.

Jika wanita Asia mempunyai warna kulit terang, tidak berarti tidak gelap “di dalam”. Meskipun warna kulit tampak terang, tetapi masih mengandung lebih banyak melanin dibanding kulit Kaukasia yang berwarna terang, sehingga lebih mudah menjadi gelap dibanding orang kulit putih, termasuk jika teriritasi oleh kosmetik yang “keras” atau prosedur dermatologi yang agresif.
     
Kulit Asia lebih rentan terhadap iritasi, akne, perubahan hormon, dan perubahan warna kulit. Untuk menghindari iritasi, penting untuk menggunakan pembersih yang berbasis air dan lembur serta pelembab yang bebas minyak. Tidak dianjurkan menggunakan pembersih yang terlalu “keras” atau mengandung alkohol untuk membersihkan kulit dari kelebihan minyak, karena hal ini akan menyebabkan kulit justru semakin cepat memproduksi lebih banyak minyak, dan dapat mengiritasi kulit serta menyebabkan masalah lain seperti munculnya akne. Kulit Asia umumnya juga lebih berminyak, karena kulit Asia cenderung mempunyai lebih banyak kelenjar sebaseus dibanding kulit Kaukasia. Kulit berminyak meskipun tampak mengkilap, juga dapat mengalami dehidrasi atau kekurangan air sehingga perlu menggunakan pelembab. Jika memilih pelembab,pilihpelembabyangbebasminyak, dan cari bahan yang dapat menambah hidrasi air pada kulit, seperti hyaluronic acid atau glycerin tanpa memberikan kelebihan minyak pada kulit.
      
Meskipun proses penyembuhan luka pada kulit Asia lebih cepat, namun pembentukan skar hipertropik atau keloid lebih sering pada orang Asia dibanding Kaukasia. Penggunan pelembab yang sesuai dianjurkan untuk meminimalkan skar.
      
Selain itu, ahli bedah plastik Asia juga menyarankan orang Asia untuk menghindari prosedur peremajaan kulit tradisional yang menggunakan laser ablatif seperti laser karbon dioksida dan juga peeling kimia yang dalam, karena dapat menyebabkan perubahan warna kulit yang berat dan gangguan melanosit atau sel pembentuk pigmen melanin, yang dapat menyebabkan efek samping kemerahan kulit, hiper atau hipopigmentasi, dan skar yang menetap. Dianjurkan menggunakan laser yang lebih ringan seperti pulsed light laser dan laser Erbium karena penetrasinya ke permukaan kulit lebih dangkal. Jika menggunakan terapi peeling dengan trichloroacetic acid, dianjurkan dengan kadar < 20% untuk meminimalkan iritasi. (@cdk).